Gelandangan Sukses Jadi Pengusaha..

MENJADI  pengusaha atau entrepreneur  seringkali hanya dianggap sebagai mimpi kosong bagi mereka yang merasa tak punya modal  , hidup bergelimang kemiskinan sulit akses informasi, pendidikan, apalagi relasi bisnis. ”Untuk makan saja sulit, apalagi mikirin bisnis,  ” demikian seringkali kalimat terucap.Tahukah anda, bahwa di beberapa belahan bumi sana masih banyak gelandangan, orang yang yang bukan hanya sulit makan, bahkan mencari tempat berteduh saja kesulitan. Jika anda tak percaya ada gelandangan, maka anda patut dipertanyakan keindonesiaan nya, karena itu masih banyak di negeri ini..hehe

Bukan hanya di Indonesia  , di sebagian besar negara lain, gelandangan tak akan dilirik sama sekali, mereka bukan hanya tak punya rumah dan tak bisa makan, namun sulit mendapat perhatian bahkan dari sebelah mata sekalipun. Bagi anda yang belum pernah lihat gelandangan, mereka adalah masih manusia yang punya akal dan semangat yang bisa mengubah hidupnya 180 derajat.

Di bawah ini adalah beberapa cerita nyata di beberapa belahan bumi, tentang gelandangan atau tuna wisma yang kini sduah berbuah hidupnya menjadi pengusaha atau entrepreneur  .

Bernard Groves, San Francisco, Amerika Serikat.

Setelah kehilangan pekerjaan di tahun 2006, Bernard Groves dan istrinya berpisah. Anak-anaknya ikut istrinya karena dia jadi gelandangan. Gagal mendapatkan pekerjaan  , Groves berbulan-bulan jadi gelandangan.Tanpa rumah apalagi  mobil.Berbekal tas ransel, Groves tidur di taman-taman.

Satu hal yang membedakan dengan kebanyakan tuna wisma adalah, semangat belajarnya untuk ingin berubah. Jika gelandangan lain saat siang sibuk mengais sampah untuk untuk mencari makanan, atau mencari koin di jalanan, dia memilih datang ke perpustakan setempat dan menggunakan Internet gratis.  Di sanalah dia menemukan informasi dan ide bisnis  yang kemudian mengubah hidupnya yaitu menciptakan popok dan mainan yang murah meriah.

Setelah berbulan-bulan hidup terlunta di jalan,Groves mendapatkan tempat bernaung di sebuah lembaga yang simpati dengan semangatnya yaitu EHC LifeBUilders.
Di sana ia bertemu dengan Robert Faison, temannya yang juga tak bertempat tinggal dan dulunya seorang insinyur manufaktur. (Jadi ternyata Amerika tak kalah parah dari Indonesia, Insinyur saja bisa jadi gelandangan…:)

Di tempat tinggalnya yang baru, Groves mengungkapkan ide bisnis  nya yang kemudian didukung oleh beberapa donatur EHC LifeBuilders. Pastor gereja setempat kemudian mengumpulkan uang untuk modal  dan seorang pengacara yang mengerjakan legalisasi bisnisnya, Groves bersama Faison berhasil dirikan sebuah bisnis  toko kebutuhan sehari-hari di kawasan Teluk San Fransisco dengan popok murahnya. Bisnis  mereka belum lama ini mulai menghasilkan laba dan Groves sudah hidup di sebuah rumah  sewa.

Keluarga Sanchez , San Diego, Amerika Serikat.

Jika Bernard Groves berjuang untuk mengatasi hidupnya seorang diri karena sudah berpisah dengan istrinya, cerita keluarga Sanchez lebih dramatis lagi. Keluarga Sanchez resmi jadi gelandangan setelah keluarganya  hancur bak kapal pecah. Sanchez dipenjara, bisnisnya  bangkrut, istrinya cacat dan anak-anak Sanchez harus tumbuh lebih cepat untuk menggantikan tugas ayahnya.

Setelah jadi gelandangan beberapa lama, keluarga Sanchez tinggal di tempat perlindungan tunawisma di San Diego dan kemudian Sekolah Monarch, sekolah terbesar di Amerika untuk anak-anak tunawisma. Di sanalah tiga anak Sanchez, Abraham, Laura dan Ruth Sanchez bertemu dengan Yohanes Rosicky, seorang relawan sosial yang simpati dengan nasib mereka. Rosicki kemudian membimbing mereka hingga kemudian bersamaa-sama melahirkan ide bisnis  kurir sepeda untuk pengiriman surat, dokumen, dry-cleaning, pengantar makanan dan paket di San Diego.

Rosicki mencarikan dana untuk modal  mereka yaitu sepeda, tas dan kemeja untuk para ABG itu, berdirilah perusahaan pengantar, Speedy Sanchez. Pengguna jasa ini diberi tarif tunggal $10 untuk pengiriman barang apapun , kecuali dokumen penting yang berakibat hukum dikenai tambahan biaya $ 5.  Kini hidup Abraham, Laura dan Ruth Sanchez  lebih menjanjikan dan bisa tinggal di sebuah apartemen bersama ibu mereka. Berkat bisnis  mereka, kelaurga Sanchez kini bisa berbagi mimpi kolektif untuk pendidikan mereka di perguruan tinggi.

Mereka merenda masa depan mereka bukan dengan mengeluh atau mengemis di jalan-jalan seperti yang sering kita lihat , namun berjuang dengan ide dan mimpi mereka. Jika anda ingin memesan jasa mereka silahkan kunjungi websitenya  di www.speedysanchez.com

Nathan Murphy, Sydney, Australia.

Sekarang adalah kisah gelandangan remaja, Nathan Murphy. Remaja ini bermasalah dengan orang tuanya hingga terpaksa meninggalkan rumah. Dia jadi gelandangan dan tinggal di jalanan Melbourne dan Darwin, tidur di kardus dan makan dari mengais di tempat sampah. Benar-benar gelandangan seperti yang kita lihat di film-film  ! Di tengah perjalanannya sebagai gelandangan, satu hal yang masih dimiliki Nathan, dia menyimpan semangat berkobar untuk merealisasikan ide bisnis  nya bagi para remaja seusianya.

Setelah lama menggelandang , semangatnya mengantarkan dia ke sebuah tempat bimbingan wirausaha. Diapun membagikan idenya kepada orang-orang di sana.Tentu tak mudah bagi orang untuk percaya sebuah ide bisnis , apalagi datang dari seorang anak jalanan yang tempat berteduhpun tak punya. Namun diapun akhirnya bertemu dengan beberapa orang yang siap merealisasikan gagasannya, yaitu , membuat lembaga pendidikan yang menggabungkan pendidikan dan hiburan.Lahirlah kemudian Audio High School  .

Audio High School lahir dari keyakinan dan wawasan Nathan bahwa kebanyakan remaja di Australia lebih sering memainkan iPod daripada membaca buku saat bertemu dengan pelajaran yang sulit. Audio High School menggabungkan pendidikan dan hiburan dengan pelajaran audio sehingga siswa dapat belajar on-the-go saat bepergian, berolahraga atau bersantai. Kini, Nathantinggal di sebuah studio sementara mengembangkan bisnisnya di bawah bimbingan Virgin Money Richard Branson.

Cerita di atas adalah sebagian kecil kisah yang sempat ditemukan.Masih banyak penderitaan gelandangan yang luput dari rekaman media. Banyak juga cerita hebat, kesuksesan dan keajaiban  dari sebuah semangat belajar dan kegigihan perjuangan yang tidak sempat di filmkan dan diketahui oleh publik, untuk mengabarkan, bahwa menyerah kepada keadaan adalah kebodohan yang tak pantas anda lakukan.

 

Source: under30CEO.com